Sosok
keteladanan guru yang ingin mencerdaskan muridnya.
Guru yang teladan bukan sembarang
pekerjaan, melainkan pelakunya memerlukan berbagai keahlian baik terkait dengan
kepribadian, akhlak, spiritual, pengetahuan dan keterampilan. Peran guru bukan hanya
sekedar mentransfer pelajaran kepada peserta didik. Tapi lebih dari itu seorang
guru yang teladan harus dapat mendidik. Guna untuk menjalani dalam kehidupan
sehari – hari, karena kehadiran guru sebagai pendidik semakin nyata
menggantikan sebagian besar peran orang tua, dengan berbagai sebab dan alasan.
Orang tua telah menyerahkan tugas dan tanggung jawabnya kepada guru di sekolah
dengan berbagai keterbatasannya.
Guru teladan bukan sekedar
pekerjaan, namun di pundak guru terletak salah satu beban untuk merestorasi
karakter dan kepribadian mulia bangsa Indonesia yang telah berada pada titik
nadir. Guru di harapkan bisa mengembalikan peradaban bangsa yang tinggi, yang
selama ini telah tergantikan dengan julukan bangsa yang korup, tidak memiliki
kepribadian, bangsa yang kacau, anarkir dan banyak atribut jelek yang lainya
yang kini melekat pada bangsa tercinta ini. Tugas kita untuk merubah karakter
bangsa kita menjadi tinggi kembali, lakukan yang terbaik yang kita bisa, jangan
sibuk mencari kesalahan orang lain. Tapi mari kita memulainya dari diri kita,
orang yang terdekat kita dan tugas di bawah tanggung jawab kita. Dan guru
adalah salah satu pilar penentu keberhasilan pendidikan karakter.
Peran guru bukan hanya mentransfer
pelajaran kepada peserta didik, tapi lebih dari itu guru juga bertanggung jawab
membentuk karakter peserta didik sehingga menjadi generasi yang cerdas, saleh,
dan terampil dalam menjalani kehidupannya. Rasa tanggung jawab menunjukan
seseorang profesional dalam melakukan sesuatu, hal semacam ini yang tidak di
miliki oleh guru - guru selain guru yang teladan, guru yang mengerti semua
tanggung jawabnya sebagai seorang guru. Seorang guru yang teladan dalam pekerjaannya, pastilah
akan membawa dampak positif terhadap
siswanya ,tidak bertanggung jawab atas pekerjaannya adalah suatu penghinaan
dalam diri seorang guru yang teladan.
Sebagai contoh seorang pengajar hendaknya menanamkan rasa tanggung jawab atas
materi yang di sampaikannya kepada peserta didik sesuai dengan kurikulum yang
telah di tentukan, di siplin terhadap waktu ketika masuk dan keluar kelas,
meningkatkan kopetensi, kecekatan dalam mengajar, keterampilan siswa, dan
menilai hasil kerja sisiwanya. Demikian juga guru dalam mengajar, seorang guru
dalam mengajar harus penuh dengan kesiapan sebelum dan sewaktu masuk kelas
dengan pengetahuan, keterampilan yang akan di ajarkan atau di sampaikan kepada
peserta didik. Tanggung jawab Di sini bukanlah memberi materi seperti
menyuapkan makanan ke dalam mulut anak kecil, akan tetapi bertanggung jawab
mengkondisikan belajar.
Seorang guru yang teladan harus
memiliki kesatuan, kesatuan merupakan wadah untuk melakukan kerja sama, guna
mencapai suatu tujuan bersama. Tujuan yang hendak di capai adalah tujuan
bersama, siapa dan bagaimana cara mencapai tujuan bersama tersebut tergantung
dengan kesepakatan bersama atau perjanjian yang di lakukan oleh orang – orang
dalam suatu organisasi atau kesatuan. Suatu profesi harus memiliki kesatuan
termasuk menjadi seorang guru, seorang guru juga harus memiliki kesatuan untuk
mencapai suatu tujuan. Demikian juga suatu profesi memiliki peraturan yang
berguna sebagai undang – undang untuk pengikat dan menumbuhkan rasa tanggung
jawab, dan mempereratkan para anggotannya dengan pihak lain yang bersangkutan,
sehingga para anggota memiliki patokan tentang apa yang harus, boleh, dan tidak
boleh dilakukan dalam melaksanakan tugas profesionalnya.
Seorang guru yang teladan hendaknya
memiliki prinsip dalam penyampaian materi kepada peserta didik, seorang guru yang teladan harus mempersiapkan pra-belajar
supaya siswa dalam menerima materi mendapatkan kepuasan belajar yang menjadi
pra-syarat untuk materi pokok yang akan di pelajari nantinya. Apa bila belajar
terdahulu tidak memuaskan siswa, maka belajar berikutnya akan sulit untuk di
hubungkan dengan struktur pelajaran berikutnya.
Tugas guru bukan hanya memberi
materi kepada peserta didiknya namun tugas guru yang teladan juga menberi
motivasi atau dorongan kepada peserta didiknya, karena perhatian sisiwa akan
besar jika tugas belajar mereka itu memiliki nilai pribadi sehingga minat untuk
mempelajari materi akan lebih besar. Hasilnya ialah bahwa belajar dan mengajar
lebih mudah dan siswa dapat bertanggung jawab untuk melanjutkan belajar dengan
bebas. Minat, dorongan dapat di pertahankan dengan menyajikan pengalaman
belajar yang bervariasi.
Dalam mengkomunikasikan
pembelajaran kepada siswa, peran guru sangat menetukan, yaitu guru dalam menyampaikan
materi kepada peserta didiknya harus terampil dalam berkomunikasi, bersikap
lugas, cerdas, berwibawa, mengayomi, dan memberi dorongan kepada siswa, di
samping itu guru memiliki pengetahuan yang luas dan tidak tua semalam dari para
siswa,dan seorang guru yang teladan harus memiliki jiwa sosial budaya yang
luas, sehingga dapat memberi pengetahuan kepada peserta didiknya.
Seorang guru harus memiliki
kematangan, baik intelektual maupun emosional. Kematangan ini terlihat dari
kemampuan bernalar dan bertutur kata yang baik, seorang guru harus memberi
contoh dan sikap yang baik kepada peserta didik, mengerti akan perkembangan
anak dengan segala persoalannya, kreatif, inovatif, menguasai materi dan banyak
metode pembelajaran yang sesuai dengan perkembangan, situasi, kondisi dan
intelegensi peserta didik, karena sikap guru harus dapat menjadi ukuran bagi
sikap siswa. Artinya, guru selalu menjadi barometer sikap siswa. Kalau gurunya
tidak baik sikapnya, biasanya siswanya lebih parah lagi. Guru hendaknya dapat
menunjukan sikap yang sopan, ucapan yang menyejukan dan mempunyai pribadi yang
menyenangkan semua siswanya, sehingga siswa tidak menganggap guru sebagai
pengawas yang menakutkan, tetapi dapat menjadi teman, ayah dan kakak bagi
siswa-siswinya.
Tugas guru juga hendaknya dapat
menjadi pembina Religiusitas terhadap prilaku siswa di sekolah, seorang guru di
tuntut untuk mampu menjadi teladan bagi siswanya, utamanya dalam kehidupan
sehari – hari. Cara tersebut berangkat dari asumsi bahwa manusia terutama
anak-anak dan remaja suka meniru-niru, baik yang baik maupun yang buruk. Bila
guru yang memberikan contoh aplikasi nilai-nilai luhur agama, maka peserta
didik akan mempercayainya, karena yang mencontohkannya adalah orang kedua yang
di percayainya sesudah orang tuannya.
Dibutuhkan kerja keras untuk
mewujudkan cita-cita mulia ini. Guru harus mampu menjadi modelnya. Kita tidak
akan mampu membuat siswa rajin, tepat waktu, bertanggung jawab dan lain
sebagainya, jika kita tidak duluan mempratikkanya. Negeri ini tidak hanya
membutuhkan pendidikkan karater, tapi negeri ini sangat membutuhkan teladan
dari peserta didik karakter dan teladan dari semua komponen bangsa. Dengan
demikian keinginan untuk membentuk generasi Indonesia yang santun, sadar
sebagai makhluk ciptaan Tuhan, dan memiliki kepenasaran intelektual sebagai
modal dalam membangun kreatifitas dan daya inovasi dapat terwujud sesuai
harapan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar