Senin, 01 Juli 2013

kompetensi dan keterampilan guru dalam kurikulum tingkat kesatuan pendidikan


KOPENTESI DAN KETERAMPILAN GURU DALAM  KURIKULUM TINGKAT KESATUAN PENDIDIKAN
 ( KTSP) 
           
            Dimana Kurikulum dapat diartikan  kurikulum berasal yang  dari dunia olah raga Yunani kuno ,Curir dalam bahasa Yunani Kuno berarti “ pelari “ dan Curere artinya” tempat berpacu “ .kurikulum kemudian diartikan” jarak yang harus ditempuh “oleh pelari .Maka didalam pendidikan dianalogikan sebagai arena tempat perserta didik “ berlari”untuk mencapai” finis “ berupa ijazah ,diploma atau gelar.dan yang mana isi kurikulum merupakan susuan bahan kajian dan pelajaran untuk mencapai tujuan penyelenggaraan satuan pendidikan yang bersangkutan dalam rangka upaya pencapai tujuan pendidikan nasional.
Berdasarkan kurikulum tingkat kesatuan pendidikan ( KTSP ), pendidikan di indonesia sering kali melakukan beberapa perubahan dalam masalah kurikulum pendidikan yang terutama untuk guru dalam hal tenaga pendidik.dan Kurikulum pendidikan guru yang dibuat oleh pemerintah memiliki banyak kriteria pendidik untuk menjadi seorang pendidik yang profesional.dengan adanya kurikulum pendidikan guru maka kurikulum membekali seorang guru dengan pengetahuan ,sikap dan ketarampilan untuk mendidik peserta didik.

kriteria fasilitas guru sekolah dasar di daerah terpencil

KRITERIA FASILITAS GURU SEKOLAH DASAR DI DAERAH TERPENCIL

Guru merupakan unsur penting dalam keseluruhan sistem pendidikan. Oleh karena itu peranan dan kedudukan guru dalam meningkatkan mutu dan kualitas anak didik perlu diperhitungkan dengan sungguh-sungguh. Status guru bukan hanya sebatas pegawai yang hanya semata-mata melaksanakan tugas tanpa ada rasa tanggung jawab terhadap disiplin ilmu yang diembannya.Untuk mencapai tujuan pendidikan yang baik dan bermutu guru membutuhkan berbagai fasilitas penunjang untuk menyelengarakan program  pendidikan.
                                 
            Di berbagai pelosok daerah terpencil Pendidikan Sekolah Dasar (SD), banyak guru yang mengeluh karena minimnya fasilitas mengajar, kurangnya alat peraga,kurangnya peralatan kantor  yang merupakan tempat bagi guru untuk menyusun program terlaksananya suatu pendidikan, minimnya peralatan mengajar seperti, Semua perangkat peralatan, bahan mengajar, buku sebagai acuan untuk murid yang secara langsung digunakan dalam proses belajar di Sekolah, dan kondisi gedung atau lokal belajar yang jauh lebih sempurna dibandingkan dengan yang di kota, yang menjadi aktifitas mereka sehari hari dalam menjalankan tugasnya, dengan kondisi tersebut yang membuat suasana  belajar tidak menjadi nyaman.