Minggu, 30 Juni 2013

sosok keteladannan guru yang ingin mencerdaskan muridnya


Sosok keteladanan guru yang ingin mencerdaskan muridnya.

Guru yang teladan bukan sembarang pekerjaan, melainkan pelakunya memerlukan berbagai keahlian baik terkait dengan kepribadian, akhlak, spiritual, pengetahuan dan keterampilan. Peran guru bukan hanya sekedar mentransfer pelajaran kepada peserta didik. Tapi lebih dari itu seorang guru yang teladan harus dapat mendidik. Guna untuk menjalani dalam kehidupan sehari – hari, karena kehadiran guru sebagai pendidik semakin nyata menggantikan sebagian besar peran orang tua, dengan berbagai sebab dan alasan. Orang tua telah menyerahkan tugas dan tanggung jawabnya kepada guru di sekolah dengan berbagai keterbatasannya.

Guru teladan bukan sekedar pekerjaan, namun di pundak guru terletak salah satu beban untuk merestorasi karakter dan kepribadian mulia bangsa Indonesia yang telah berada pada titik nadir. Guru di harapkan bisa mengembalikan peradaban bangsa yang tinggi, yang selama ini telah tergantikan dengan julukan bangsa yang korup, tidak memiliki kepribadian, bangsa yang kacau, anarkir dan banyak atribut jelek yang lainya yang kini melekat pada bangsa tercinta ini. Tugas kita untuk merubah karakter bangsa kita menjadi tinggi kembali, lakukan yang terbaik yang kita bisa, jangan sibuk mencari kesalahan orang lain. Tapi mari kita memulainya dari diri kita, orang yang terdekat kita dan tugas di bawah tanggung jawab kita. Dan guru adalah salah satu pilar penentu keberhasilan pendidikan karakter.


Peran guru bukan hanya mentransfer pelajaran kepada peserta didik, tapi lebih dari itu guru juga bertanggung jawab membentuk karakter peserta didik sehingga menjadi generasi yang cerdas, saleh, dan terampil dalam menjalani kehidupannya. Rasa tanggung jawab menunjukan seseorang profesional dalam melakukan sesuatu, hal semacam ini yang tidak di miliki oleh guru - guru selain guru yang teladan, guru yang mengerti semua tanggung jawabnya sebagai seorang guru. Seorang  guru yang teladan dalam pekerjaannya, pastilah akan  membawa dampak positif terhadap siswanya ,tidak bertanggung jawab atas pekerjaannya adalah suatu penghinaan dalam diri seorang guru yang teladan.

Sebagai contoh seorang pengajar  hendaknya menanamkan rasa tanggung jawab atas materi yang di sampaikannya kepada peserta didik sesuai dengan kurikulum yang telah di tentukan, di siplin terhadap waktu ketika masuk dan keluar kelas, meningkatkan kopetensi, kecekatan dalam mengajar, keterampilan siswa, dan menilai hasil kerja sisiwanya. Demikian juga guru dalam mengajar, seorang guru dalam mengajar harus penuh dengan kesiapan sebelum dan sewaktu masuk kelas dengan pengetahuan, keterampilan yang akan di ajarkan atau di sampaikan kepada peserta didik. Tanggung jawab Di sini bukanlah memberi materi seperti menyuapkan makanan ke dalam mulut anak kecil, akan tetapi bertanggung jawab mengkondisikan belajar.

Seorang guru yang teladan harus memiliki kesatuan, kesatuan merupakan wadah untuk melakukan kerja sama, guna mencapai suatu tujuan bersama. Tujuan yang hendak di capai adalah tujuan bersama, siapa dan bagaimana cara mencapai tujuan bersama tersebut tergantung dengan kesepakatan bersama atau perjanjian yang di lakukan oleh orang – orang dalam suatu organisasi atau kesatuan. Suatu profesi harus memiliki kesatuan termasuk menjadi seorang guru, seorang guru juga harus memiliki kesatuan untuk mencapai suatu tujuan. Demikian juga suatu profesi memiliki peraturan yang berguna sebagai undang – undang untuk pengikat dan menumbuhkan rasa tanggung jawab, dan mempereratkan para anggotannya dengan pihak lain yang bersangkutan, sehingga para anggota memiliki patokan tentang apa yang harus, boleh, dan tidak boleh dilakukan dalam melaksanakan tugas profesionalnya.

Seorang guru yang teladan hendaknya memiliki prinsip dalam penyampaian materi kepada peserta didik, seorang  guru yang teladan harus mempersiapkan pra-belajar supaya siswa dalam menerima materi mendapatkan kepuasan belajar yang menjadi pra-syarat untuk materi pokok yang akan di pelajari nantinya. Apa bila belajar terdahulu tidak memuaskan siswa, maka belajar berikutnya akan sulit untuk di hubungkan dengan struktur pelajaran berikutnya.

Tugas guru bukan hanya memberi materi kepada peserta didiknya namun tugas guru yang teladan juga menberi motivasi atau dorongan kepada peserta didiknya, karena perhatian sisiwa akan besar jika tugas belajar mereka itu memiliki nilai pribadi sehingga minat untuk mempelajari materi akan lebih besar. Hasilnya ialah bahwa belajar dan mengajar lebih mudah dan siswa dapat bertanggung jawab untuk melanjutkan belajar dengan bebas. Minat, dorongan dapat di pertahankan dengan menyajikan pengalaman belajar yang bervariasi.

Dalam mengkomunikasikan pembelajaran kepada siswa, peran guru sangat menetukan, yaitu guru dalam menyampaikan materi kepada peserta didiknya harus terampil dalam berkomunikasi, bersikap lugas, cerdas, berwibawa, mengayomi, dan memberi dorongan kepada siswa, di samping itu guru memiliki pengetahuan yang luas dan tidak tua semalam dari para siswa,dan seorang guru yang teladan harus memiliki jiwa sosial budaya yang luas, sehingga dapat memberi pengetahuan kepada peserta didiknya.

Seorang guru harus memiliki kematangan, baik intelektual maupun emosional. Kematangan ini terlihat dari kemampuan bernalar dan bertutur kata yang baik, seorang guru harus memberi contoh dan sikap yang baik kepada peserta didik, mengerti akan perkembangan anak dengan segala persoalannya, kreatif, inovatif, menguasai materi dan banyak metode pembelajaran yang sesuai dengan perkembangan, situasi, kondisi dan intelegensi peserta didik, karena sikap guru harus dapat menjadi ukuran bagi sikap siswa. Artinya, guru selalu menjadi barometer sikap siswa. Kalau gurunya tidak baik sikapnya, biasanya siswanya lebih parah lagi. Guru hendaknya dapat menunjukan sikap yang sopan, ucapan yang menyejukan dan mempunyai pribadi yang menyenangkan semua siswanya, sehingga siswa tidak menganggap guru sebagai pengawas yang menakutkan, tetapi dapat menjadi teman, ayah dan kakak bagi siswa-siswinya.

Tugas guru juga hendaknya dapat menjadi pembina Religiusitas terhadap prilaku siswa di sekolah, seorang guru di tuntut untuk mampu menjadi teladan bagi siswanya, utamanya dalam kehidupan sehari – hari. Cara tersebut berangkat dari asumsi bahwa manusia terutama anak-anak dan remaja suka meniru-niru, baik yang baik maupun yang buruk. Bila guru yang memberikan contoh aplikasi nilai-nilai luhur agama, maka peserta didik akan mempercayainya, karena yang mencontohkannya adalah orang kedua yang di percayainya sesudah orang tuannya.


Dibutuhkan kerja keras untuk mewujudkan cita-cita mulia ini. Guru harus mampu menjadi modelnya. Kita tidak akan mampu membuat siswa rajin, tepat waktu, bertanggung jawab dan lain sebagainya, jika kita tidak duluan mempratikkanya. Negeri ini tidak hanya membutuhkan pendidikkan karater, tapi negeri ini sangat membutuhkan teladan dari peserta didik karakter dan teladan dari semua komponen bangsa. Dengan demikian keinginan untuk membentuk generasi Indonesia yang santun, sadar sebagai makhluk ciptaan Tuhan, dan memiliki kepenasaran intelektual sebagai modal dalam membangun kreatifitas dan daya inovasi dapat terwujud sesuai harapan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar